Tulila: Muzik Bujukan Mandailing by Edi Nasution
‘Tulila’, muzik bujukan Mandailing bagi memikat hati pacar dalam tradisi /markusip/. Sekalipun si anak gadis dipingit di bagas podoman bawah asuhan wanita tua yang disegani, si teruna tekun melamar dengan kehandalannya meniup seruling bambu. Berselang-seli dengan ende-ende atau pantun, muzik tulila diperdengarkan. Begitulah asmara dipadukan antara teruna dan gadis yang saling mengungkapkan isi hati sebelum fajar menyinsing. Sekali membicarakan kesenian Mandailing, buku ini merangkul budaya, bahasa, cara hidup, adat istiadat, kepercayaan kuno, aturan kemasyarakatan, pengetahuan setempat, lingkungan dan pola pemukiman di dataran tinggi Sumatra.
While examining the Mandailing arts, the books describes Mandailing culture, language, lifestyles, customs, ancient beliefs, social order, indigenous knowledge, environment and settlement patterns in the Sumatran highlands. The story of the tulila and its impending demise as an art form and cultural practice is a reminder to all Malaysians of how fragile and precious the cultural treasures we still have are. This book is an ethnomusicology study in Bahasa Malaysia/Indonesia on Mandailing courtship music.
Editorial Reviews
Salah satu cara yang dilakukan oleh seorang pemuda untuk mangkusip, selain menggunakan ende-ende, adalah dengan menggunakan alat musik tiup yang disebut tulila. Dapat dikatakan bahwa tulila dan ende-ende yang dipergunakan oleh kalangan pemuda untuk mangkusip tersebut merupakan warisan budaya masyarakat Mandailing. Warisan itu mereka peroleh dari leluhurnya secara turun-temurun dalam suatu ikatan tradisi. Dengan demikian penggunaan tulila dan ende-ende untuk mangkusip bersifat tradisional. Gondang
“Amang Monang.. aku sekilas sudah membaca buku, “Tulila – Muzik Bujukan Mandailing” yang ditulis oleh Edi Nasution buah tangan dari lae SM. Nainggolan kala pulang kandang minggu lalu. Buku ini cukup baik sebagai acuan dalam pendokumentasian alat2 musik batak lainnya. Buku itu cukup fokus dan dilengkapi dengan cara pembuatan, cara memainkan, notasi nada, repertoar, arti filosofis dll.” Charly Silaban
“It is an interesting, well-crafted study based on close organological observation and musical transcription.” Margaret Kartomi, specialist on the ethnomusicology of Indonesia and Southeast Asia and the world authority on the music of Sumatra.
“The story of the tulila and its impending demise as an art form and a cultural practice is a reminder to all Malaysians of how fragile and precious the cultural treasures we still have are.” Himanshu Bhatt, New Straits Times
“Readers of Indonesian will welcome this contribution by an indigenous author
to the small but growing body of ethnomusicological literature on Southeast
Asia’s lesser-known musical practices. Tulila’s scope is broader than its
title suggests. Its five chapters unite tulila performance with various facets of
aposoan (the idealized life of Mandailing youths in their premarriage years),
broader markusip courtship traditions, and post-courtship engagement rituals
(patobang hata)” Lawrence Ross
About the Author
Edi Nasution hails from Gunung Tua-Muarasoro in Mandailing Julu (Upper Mandailing). He obtained a degree in ethnomusicology in 1995 from the University of North Sumatra in Medan, Indonesia. He passed away in Tambang Bustak, Mandailing, after a long illness in March 2017. Read this heartfelt tribute from fellow Mandailing Abdur-Razzaq Lubis.
Daftar Isi (Table of Contents)
Kata Pengantar oleh Penulis
Sekapur Sirih oleh Abdur-Razzaq Lubis
Peta Mandailing
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Kehidupan Tradisional Orang Mandailing
1. Sejarah, Wilayah dan Keadaan Alam
2. Huta dan Banua
3. Mata Pencaharian Hidup
4. Dalian Na Tolu
4.1. Adat Pergaulan antar Kekerabatan
4.2. Adat Pergaulan Na Poso Na Uli Bulung
4.3. Stratifikasi Sosial
5. Si Pelebegu
6. Kesenian Tradisional
7. Bahasa Mandailing
Bab III : Tulila dan Markusip
1. Tradisi Markusip
2. Nama Lagu yang Dimainkan dengan Tulila
3. Penggunaan Tulila
3.1. Marngoti Boru Bujing
3.2. Mangelek Boru Bujing
4. Fungsi Tulila
4.1. Tulila sebagai alat komunikasi
4.2. Tulila sebagai sarana pengungkapan emosional
4.3. Tulila sebagai hiburan
4.4. Tulila sebagai simbol
5. Keterikatan Tulila dengan Unsur-unsur Kebudayaan Mandailing Lainnya
5.1. Tulila dan Bahasa Mandailing
5.2. Tulila dan Ende-Ende
5.3. Tulila dan Norma-norma Adat
5.4. Tulila dan Si Pelebegu
6. Tulila pada Masa Dahulu dan Sekarang
Bab IV : Konstruksi Tulila dan Proses Belajar
1. Konstruksi Tulila
1.1. Bahan Tulila
1.2. Bentuk dan Ukuran Tulila
2. Gambar dan Foto Tulila
3. Proses Belajar
3.1. Cara Membuat Anak ni Tulila
3.2. Cara Membuka Induk ni Tulila
3.3. Teknik Pemeliharaan dan Pengujian Tulila
3.4. Teknik Memanikan Tulila
Bab V : Transkripsi dan Analisis
1. Pemilihan Lagu
2. Metode dan Teknik Pentranskripsian Lagu
3. Transkripsi
3.1. Lagu yang Dimainkan oleh Ali Ustar Lubis
3.2. Lagu yang Dimainkan oleh Darman Lubis
4. Kantur dan Bentuk Melodi Lagu
5. Tulila dan Dalian Na Tolu
Bab VI : Penutup
Kepustakaan
Informan
Istilah
Riwayat Hidup Penulis
Sponsors